OPTIMALISASI POTENSI CAGAR BUDAYA BERBASIS TEKNOLOGI DI KABUPATEN PURBALINGGA
Diajukan
untuk mengikuti Lomba Karya Tulis
Ilmiah Tingkat Nasional tentang Cagar Budaya Tahun 2014

Disusun
oleh:
ROZAKUL KHAYAT
NIS.
1301031
PEMERINTAH
KABUPATEN PURBALINGGA
DINAS
PENDIDIKAN
SMK
NEGERI 3 PURBALINGGA
TAHUN
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LOMBA
KARYA TULIS ILMIAH TINGKAT NASIONAL TENTANG CAGAR BUDAYA TAHUN 2014
1. Judul
Karya Tulis : Optimalisasi Potensi Cagar Budaya Berbasis
Teknologi di Kabupaten Purbalingga
2. Nama
Penulis : Rozakul Khayat
3. NIS : 1301031
4. Sekolah : SMK Negeri 3 Purbalingga
5. Guru
Pembina : Puspa Setianingtyas, S. Pd.
6. NIP : -
Mengetahui
Guru Pembina
Puspa
Setianingtyas, S. Pd.
NIP. -
|
Purbalingga, Maret 2014
Menyetujui,
Kepala SMK Negeri 3
Purbalingga
Drs.
Darimun, M. Pd.
NIP. 19631105 199003 1 008
|
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan ke
hadirat Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, hidayah, nikmat
sehat, petunjuk, dan kekuatan sehingga penelitian ini dapat dilakukan dan
diselesaikan. Penelitian ini berjudul “Optimalisasi
Potensi Cagar Budaya Berbasis Teknologi di Kabupaten
Purbalingga”.
Terselesaikannya
karya ilmiah ini tak lepas dari bantuan,
bimbingan, serta arahan dari berbagai pihak. Seiring dengan selesainya karya ilmiah ini ucapan terima kasih
ditujukan kepada:
1. Bapak Drs. Darimun, M. Pd. yang
telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian.
2. Bapak dan ibu dewan guru yang telah banyak
memberikan masukan, bimbingan, arahan, dan dorongan motivasi.
3. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung
maupun tidak langsung sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan.
Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat
balasan lebih dari Allah SWT. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Purbalingga,
Maret 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN
JUDUL .................................................................................. i
LEMBAR
PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA
PENGANTAR ............................................................................... iii
DAFTAR
ISI ............................................................................................... iv
DAFTAR BAGAN ..................................................................................... vi
DAFTAR
LAMPIRAN ............................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A.
Latar
Belakang Masalah .......................................................... 1
B.
Rumusan Masalah .................................................................... 2
C.
Tujuan
Penelitian ..................................................................... 2
D.
Manfaat Penelitian ................................................................... 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................ 4
A.
Kajian
Teori ............................................................................. 4
1.
Hakikat
Optimalisasi ........................................................... 4
2.
Cagar
Budaya Berbasis Teknologi ...................................... 4
a. Pengertian Cagar
Budaya ............................................... 4
b. Pengertian
Teknologi ...................................................... 6
c. Pengertian
Jembatan ...................................................... 6
B.
Kerangka
Pikir ......................................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................... 8
A.
Desain
Penelitian ..................................................................... 8
B.
Setting Penelitian ..................................................................... 8
C.
Teknik
Penelitian .................................................................... 8
D.
Instrumen
Pengumpulan Data ................................................. 9
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................... 10
A.
Keadaan
Jembatan Penghubung Dan Pompa Hidrant
Di Kabupaten Purbalingga ..................................................... 10
1. Jembatan
Penghubung ......................................................... 10
2. Pompa Hidrant .................................................................... 12
B.
Potensi
Jembatan Penghubung Dan Pompa Hidrant ............... 14
C.
Upaya
Optimalisasi Jembatan Penghubung Dan Pompa
Hidrant .................................................................................... 14
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 16
A.
Simpulan .................................................................................. 16
B.
Saran
........................................................................................ 17
DAFTAR
PUSTAKA ................................................................................ 18
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Pikir.......................................................................... 7
DAFTAR
LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Lembar
Observasi ....................................................................... 20
Lampiran 2 Pedoman Wawancara .................................................................
Lampiran 3 Gambar .......................................................................................
Lampiran 4 Dokumentasi ...............................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan
sejarahnya. Banyak peningggalan bersejarah yang kini masih ada baik dalam
bidang agama, maupun teknologi. Dalam bidang agama dapat berupa candi dan
masjid, sedangkan dalam bidang teknologi dapat berupa kereta api, pesawat
terbang, pompa Hidrant bahkan jembatan penghubung antar daerah. Benda
peninggalan tersebut perlu dilestarikan dengan cara menetapkannya sebagai cagar
budaya. Menuurut UU No. 11 tahun 2010 ayat 1 pasal 1, cagar budaya merupakan
warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan cagar
budaya, struktur cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan atau di
air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui
proses penetapan.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah berusaha
menemukan dan menetapkan cagar budaya di seluruh wilayah Jawa Tengah. Kabupaten
Purbalingga yang merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah telah menetapkan
beberapa cagar budaya seperti Goa Lawa dan Museum Jendral Soedirman. Selain itu
terdapat benda peninggalan bersejarah yang belum diresmikan oleh pemerintah
yaitu jembatan penghubung Kecamatan Mrebet dan Kecamatan Bobotsari adalah salah
satunya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikankan maka penelitian ini
diberi judul “Optimalisasi potensi Cagar Budaya Berbasis Teknologi Di Kabupaten
Purbalingga
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
keadaan jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga ?
2. Apa
potensi yang terkandung dalam jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan
perbatasan kecamatan Mrebet dan Kecematan Bobotsari untuk dioptimalkan sebagai
cagar budaya berbasis teknologi ?
3. Bagaimana
upaya yang ditempuh masyarakat setempat dan pemerintah desa dalam
mengoptimalkan jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan
kecamatan Mrebet dsan Kecamatan Bobotsari sebagai cagar budaya ?
C. Tujuan Masalah
1. Mengeteahui
keadaan jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga
2. Mengetahui
potensi yang terkandung dalam jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten
Purbalingga untuk dioptimalakan sebagai cagar budaya.
3. Mengetahui
upaya yang ditempuh masyarakat setempat dan pemerintah desa dalam
mengoptimalkan jembatan penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga
sebagai cagar budaya.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat
Teoritis
a. Menambah
pengetahuan, pengalaman dan wawasan tentang jembatan penghubung dan pompa Hidrant
di Kabupaten Purbalingga
b. Dapat
dijadikan sebagai bahan pembanding untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat
Praktis
a. Penulis
Sebagai
refrensi, rujukan, dan pertimbangan bila akan mengeksploitasi jembatan
penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga
b. Masyarakat
Sekitar
Sebagai
pedoman pelestarian dan pengembangan potensi cagar budaya berbasis teknologi di
Kabupaten Purbalingga.
c. Masyarakat
Umum
Menambah
pengetahuan bahwa di Kabupaten Purbalingga terdapat potensi cagar budaya
berbasis teknologi berupa jembatan
penghubung dan pompa Hidrant.
d. Pemerintah
Daerah
Menambah jumlah kawasan berpotensi cagar
budaya untuk menambah kekayaan cagar budaya yang dimiliki Kabupaten Purbalingga.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakikat
Optimalisasi
Paradigma pengelolaan cagar budaya dewasa ini, diarahkan pada
pelibatan masyarakat secara aktif dalam setiap pengelolaannya. Hal ini sejalan
dengan tujuan pengelolaan cagar budaya yaitu kebermanfaatan terhadap
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, dapat dipahami bahwa
setiap upaya pengelolaan cagar budaya harus berdampak pada peningkatan
kesejahteraan masyarakat, karena merekalah pemilik sah cagar budaya. Dengan
demikian, memeberikan manfaat pada masyarakat maka pengelolaan yang dianggap
tidak berhasil.
Optimalisasi adalah suatu proses, cara atau perbuatan untuk menjadikan
sesuatu paling baik dan paling tinggi (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1996:705).
Secara umum, pengertian optimalisasi adalah
pencarian nilai “terbaik dari yang tersedia” dari beberapa fungsi yang
diberikan pada suatu konteks. Jadi, yang dimaksud dengan optimalisasi suatu
usaha yang dilakukan untuk membuat sesuatu menjadi yang terbaik dan tertinggi
dari beberapa variable yang ada.
2. Cagar
Budaya Berbasis Teknologi
a. Pengertian
Cagar Budaya
Benda cagar budaya adalah
benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang
berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya, yang
berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau mewakili masa gaya yang
khas dan mewakili masa gaya
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting
bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan; dan benda alam yang dianggap
mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan (UU No.
5/1992 Pasal 1). Menurut UU No. 11 tahun 2010 ayat 1 pasal 1, cagar budaya
merupakan warisan budaya bersifat kebendaan berupa benda cagar budaya, bangunan
cagar budaya, struktur cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat dan atau
di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi
sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui
proses penetapan. UNESCO
mendefinisikan kawasan bersejarah adalah sebagai
berikut.
Group of buildings : Group of separate
or connected buildings, which because of their architecture, their homogeneity
ar their place in landscape, are of outstanding universal value from the point
of view of history, art or science” (UNESCO dalam
“Convention Concerning the Protection of the World Cultural and Natural
Heritage” 1987)
Jadi cagar budaya
merupakan benda buatan manusia, bergerak atau
tidak bergerak yang berupa kesatuan
atau kelompok, atau bagian-bagian atau sisa-sisanya, yang berumur
sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, yang berupa benda cagar budaya,
bangunan cagar budaya, struktur cagar budaya, dan kawasan cagar budaya di darat
dan atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai
penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan
melalui proses penetapan.
b.
Pengertian Teknologi
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat
manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah. Teknologi,
menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) berkaitan erat dengan sains (science)
dan perekayasaan (engineering). Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia
(http://www.wikipedia.com).
Jadi teknologi dapat diartikan sebagai semua aspek yang merupakan bagian dari
keseluruhan sejarah manusia yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia.
c. Pengertian Jembatan
Jembatan
adalah suatu struktur kontruksi yang memungkinkan route transportasi melalui
sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta api dan lain-lain. Jembatan
adalah suatu struktur konstruksi yang berfungsi untuk menghubungkan dua bagian
jalan yang terputus oleh adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang dalam,
alur sungai saluran irigasi dan pembuang. Jembatan
baja yaitu jembatan yang mayoritas bahannya dari baja. Sedangkan konstruksinya
dipertimbangkan pada kebutuhan bentang, bisa berbentuk rangka bisa hanya
merupakan baja propil menerus. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
jembatan adalah suatu konstruksi yang digunakan untuk menhubungkan dua daerah
yang terpisah karena sesuatu yang dalam dan memungkinkan rute transportasi
seperti sungai, danau, kali, jalan raya, jalan kereta
api dan lain-lain.
B. Kerangka Pikir
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
|||||||
![]() |
Bagan 2.1 Kerangka Pikir
Upaya optimalisasi
potensi jembatan penghubung dan pompa Hidrant
di Kabupaten Purbalingga sebagai cagar budaya berbasis teknologi yang di tempuh pemerintah desa dan masyarakat
setempat.
BAB
III
METODE
PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses
pengumpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika
hubungan antara penompa yang diamati dengan mmenggunakan logika ilmiah. Subyek
penelitian terdiri dari Kepala Desa Serayu Larangan Kecamatan Mrebet dan Kepala
Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari serta Desa dan Masyarakat Sekitar Desa
Serayu Larangan Kecamatan Mrebet dan Masyarakat Desa Talah Geni Kecamatan
Bobotsari yang dipilih dengan teknik purposive samping. Penggunaan teknik
purposive samping ini suatu tujuan atau dilakukan dengan sengaja. Objek
penelitian ini adalah Jembatan penghubung dan pompa Hidrant yang memiliki
potensi sebagai cagar budaya berbasis teknologi.
B. Setting Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Serayu Larangan
Kecamatan Mrebet dan Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari Kabupaten Purbalingga.
Mulai dari penulisan judul hingga penyusunan laporan penelitian ini dilakukan
selama kurang lebih satu bulan yaitu 26
Februari 2014 – 26 Maret 2014.
C. Teknik Penelitian
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah dengan observasi dan wawancara. Observasi dilakukan di sekitar Kabupaten
Purbalingga Wawancara dilakukan dengan Kepala Desa dan masyarakat setempat.
D. Instrumen Pengumpulan
Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini berupa lembar observasi dan pedoman wawancara. Lembar observasi
yang digunakan terdapat pada lampiran 1. Pedoman wawancara yang digunakan
terdapat pada lampiran 2.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Keadaan Jembatan
Penghubung Dan Pompa Hidrant Di Kabupaten Purbalingga
1.
Jembatan
Penghubung
Jembatan penghubung ini berbentuk sejenis jembatan
penyeberangan yang membentuk sudut tumpul di salah satu ujungnya yaitu yang
terdapat di Kecamatan Mrebet dan ujung lainnya berbentuk lurus yaitu di kawasan
perbatasan dan Kecamatan Bobotsari yang langsung dihubungkan dengan tangga yang
terbuat dari besi. Bagian-bagian jembatan bangunan atas, landasan bangunan,
bawah pondasi, oprit, dan bangunan pengaman jembatan. Seluruh bagian jembatan penghubung
ini terbuat dari besi dan baja. Panjang jembatan penghubung kurang lebih 50
meter terhitung dari Kecamatan Mrebet sampai Kecamatan Bobotsari.
Di atas jembatan penghubung juga terdapat pipa besar
yang terbuat dari baja yang digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai sumber
pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Pipa ini memiliki diameter +\- 70-80 cm dan
di salah ujungnya yaitu yang berada di Kecamatan Mrebet terdapat di dalamnya
sebuah penyaring yang digunakan untuk menyaring air dari sampah. Sampah-sampah
yang tersaring akan dibersihkan oleh masyarakat sekitar agar tidak menghalangi
jalan masuknya air. Pipa ini mendapat air dari sebuah sungai yang memiliki
lebar +\- 2-3 m.
Kondisi jembatan penghunung di Kabupaten Purbalingga
masih terawat dengan baik karena masih digunakan oleh masyarakat sekitar
khususnya oleh para kaum petani. Jembatan penghubung ini menghubungkan
Kecamatan Mrebet dan Kecamatan Bobotsari yaitu di Desa Serayu Larangan
Kecamatan Mrebet dan Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari. Jembatan Penghubung
juga sebagai jalur perekonomian antara Kecamatan Mrebet dan Kecamatan
Bobotsari.
Kelebihan jembatan penghubung di Kabupaten
Purbalingga yaitu :
a. Bahan
kuat karena terbuat dari besi dan baja.
b. Terdapat
pembatas untuk keamanan ketika melintasi jembatan .
c. Lokasi
jembatan yang asri dan alami karena terdapat di daerah sekitar persawahan dan
juga terdapat curug yaitu “curug ciputut”.
d. Besi baja mempunyai kuat tarik dan
kuat tekan yang tinggi, sehingga dengan material yang sedikit bisa memenuhi
kebutuhan struktur.
e. Keuntungan lain bisa menghemat
tenaga kerja karena besi baja diproduksi di pabrikan dilapangan hanya memasang
saja.
f. Setelah selesai masa layan, besi
baja bisa dibongkar dengan mudah dan dipindahkan ke tempat lain, setelah masa
layan, jembatan baja bisa dengan mudah diperbaiki dari karat.
g. Pemasangan jembatan baja di lapangan
lebih cepat dibandingkan dengan jembatan beton.
Kekurangan jembatan penghubung di Kabupaten
Purbalingga yaitu:
a. Hanya
terdapat satu tangga di salah satu ujungnya.
b. Bentuknya
yang membentuk sudut tumpul agak susah untuk dilewati.
c. Karena
terbuat dari besi maka jembatan terasa panas ketika dilewati ketika di siang
hari.
d. Lokasinya
yang agak jauh dari jalan raya sehingga sulit untuk diketahui oleh orang-orang.
2.
Pompa
Hidrant
Pompa Hidrant terletak
di bawah jembatan penghubung di kawasan perbatasan Kecamatan Mrebet dan
Kecamatan Bobotsari. Perbatasan tersebut dibatasi oleh sebuah sungai yang
mengalir dari sebuah curug yaitu curug ciputut. Desa perbatasannya yaitu
anatara Desa Serayu Larangan Kecamatan Mrebet dan Desa Talah Geni Kecamatan
Bobotsari. Pompa Hidrant cenderung dipakai oleh masyarakat Desa Serayu
Larangan. Desa Serayu Larangan terdiri atas 2 dusun 17 RT dan 6 RW serta jumlah
penduduk pada bulan Maret 2013 adalah 360 orang.
Kondisi pompa Hidrant masih
terawat dengan baik karena masih digunakan oleh masyarakat setempat dan Pemerintah
Desa Serayu Larangan ikut berpartisipasi
dalam pemberdayaan pompa Hidrant dengan memberikan satu unit pompa Hidrant
kepada setiap RW dan membangun jalan setapak untuk pembangunan dibidang ekonomi.
Sekarang ini terdapat 4 titik pusat pompa Hidrant dan terdapat lebih dari 50
unit pompa Hidrant yang ada di Desa Searayu Larangan. Fungsi pompa Hidrant
yakni menyalurkan air dari sunber mata air ke rumah masyarakat. Yaitu dimana
letak sumber mata air yang lebih rendah daripada letak rumah masyarakat.
Pompa Hidrant terdiri
atas beberapa bagian yaitu, Pipa
pemasukan (drive pipe), pipa pengeluaran
/ pipa penghantar (delivery pipe), katup limbah (waste
valve), katup penghantar (delivery
valve), katup udara (air valve)
dan ruang udara 9 (air chamber).
Bahan-bahan untuk membuat pompa Hidrant
yaitu knee 1/2 inch besi , T ½ inch besi dan Tusen klep kuningan onda.
Cara kerja pompa Hidrant
yaitu sebagai berikut :
a. Air
masuk ke dalam rumah pompa Hidrant melalui pipa masuk sehingga menutup katup
limbah yang mulanya terbuka penuh akibat dari dorongan air yang mengalir
tersebut.
b. Pada
saat katup limbah tertutup, air yang mengalir tersebut akan menekan katup
penghantar sehingga air masuk ke dalam tabung pompa Hidrant dan pada saat
tertentu udara yang terjebak di dalam tabung
akan menekan kembali air yang berada di dalam tabung dan menutup katup
penghantar, sehingga air keluar melalui pipa penghantar.
c. Pada
saat ke dua katup sama – sama tertuput, maka air yang mengalir dari reservoir
akan menekan katup limbah terus menerus, sehingga katup limbah akan terbuka
penuh kembali.
Prinsip kerja pompa Hidrant adalah
merubah energi kinetis aliran air yang masuk ke dalam pompa menjadi
tekanan dinamik. Laju aliran air
menimbulkan energi palu air (water
hammer) sehingga terjadi tekanan tinggi di dalam pipa [5,6,7] Dengan mengusahakan katup limbah (waste valve) dan katup penghantar (delivery valve) terbuka dan menutup
secara bergantian, maka tekanan dinamika diteruskan ke tabung pompa Hidrant
sehingga takanan dari udara dalam tabung memaksa air keluar ke pipa penghantar
[8,9].
B. Potensi Jembatan
Penghubung Dan Pompa Hidrant
Potensi yang terkandung
dalam jembatan penghubung di Kabupaten Purbalingga yaitu pertama, Jembatan
penghubung yang terletak di Kabupaten Purbalingga merupakan peninggalan
pemerintahan Belanda; kedua, masih utuhnya smua bagian dan berkaratnya jembatan
penghubung tersebut menunjukan bahwa jembatan penghubung tersebut sudah lama keberadaannya;
ketiga, jembatan ini masih digunakan oleh masyarakat sekitar sebagai jalur perekonomian;
keempat, konstruksi jembatan penghubung ini dapat diterapkan dalam pembangunan
jembatan-jembatan penghubung di Indonesia pada umumnya dan Jawa Tengah pada
khususnya.
Potensi yang terkandung
dalam pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga yaitu pertama, pompa Hidrant
merupakan teknologi terapan praktis yang merupakan tinggalan pemerintahan
Belanda; kedua, pompa Hidrant merupakan suatu alat yang perlu dikembangkan untuk
generasi yang akan dating; ketiga, pompa Hidrant hingga sampai saat ini masih
digunakan oleh masyarakat sekitar untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
C. Upaya Optimalisasi
Jembatan Penghubung dan Pompa Hidrant
Masyarakat setempat telah mengambil langkah untuk melestarikan
jambatan penghubung dan pompa Hidrant diantaranya yaitu menjaga keaslian dan
keutuhan jembatan penghubung dan pompa Hidrant, memperbaiki segala kerusakan
pada jembatan penghubung dan pompa Hidrant, serta mengajarkan kepada generasi
muda tentang proses pembuatan pompa Hidrant.
Hingga saat ini pemerintah desa melakukan beberapa
upaya optimalisasi jembatan penghubung dan pompa Hidrant diantaranya yaitu memberikan
dana untuk pemberdayaan jembatan penghubung dan pompa Hidrant, mengadakan
sosialisasi tentang pentingnya pelestarian benda peninggalan bersejarah,
melakukan perbaikan terhadap pompa Hidrant secara rutin sekitar 2 bulan atau 3
bulan sekali, dan mengusahakan dengan menjadikannya sebagai objek wisata karena
dengan adanya curug ciputut di sekitar jembatan penghubung dan pompa Hidrant di
Kabupaten Purbalingga .
BAB
V
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah diuraikan dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Jembatan
penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga merupakan salah satu
kawasan berpotensi cagar budaya yang harus segera ditetapkan agar dapat
dilestarikan keberadaannya.
2. Jembatan
penghubung dan pompa Hidrant di Kabupaten Purbalingga berdampak positif bagi
kehidupan masyarakat khususnya bagi masyarakat Desa Serayu Larangan Kecamatan
Mrebet dan Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari.
3. Jembatan
penghubung dan pompa Hidrant membantu pembangunan Desa Serayu Larangan
Kecamatan Mrebet dan Desa Talah Geni Kecamatan Bobotsari.
4. Pemerintah
desa telah berusaha melakukan pemberdayaan terhadap jembatan penghubung dan
pompa Hidrant dengan menjadikannya salah satu objek wisata.
5. Masyarakat
setempat dan pemerintah desa telah berupaya dalam mengoptimalkan potensi
jembatan penghubung dan pompa Hidrant sebagai cagar budaya.
B. Saran
1. Dalam
melakukan penelitian harus lebih tekun dan dapat menerima kritik dan saran dari
orang lain.
2. Dalam
penyusunan laporan penelitian harus dapat mengatur waktu agar dapat selesai
tepat waktu.
3. Jangan
pernah menyerah dalam melakukan penelitan dan harus lebih sabar.
4. Jangan
pernah puas dengan apa yang didapatkan.
5. Lebih
teliti lagi ketika dalam melakukan penyusunan laporan.
6. Harus
dapat menerima kenyataan atau bukti penelitian dari berbagai sumber.
7. Tidak
terpengaruh oleh seseorang dan harus percaya diri.
8. Harus
menjadi lebih baik lagi untuk penelitian selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Maulana, Ilham, Muhammad. 2013.
”ANALISIS KARAKTERISTIK PROTOTIPE POMPA HIDRANT PADA HEAD RENDAH”. Makalah
disajikan dalam Seminar Nasional Yusuf Benseh, Universitas Syiah Kuala, Banda
Aceh.
Kampuz Sipil Dunia Para Civil Engineer. Pengertian Dan Macam Jembatan. Diakses
dari http://kampuzsipil.blogspot.com,
pada 20 Maret 2014.
Fikir Jernih. Pengertian Dari Cagar Budaya. Diakses dari http://fikirjernih.blogspot.com,
pada 20 Maret 2014.
All This For You Info Tips dan Trik
Menarik. Pengertian Cagar Budaya. Diakses dari http://waktuku-yanghilang.blogspot.com/,
pada 20 Maret 2014.
TAZKIYAH PARADABAN. Pengertian
Teknologi. Diakses pada http://ajidedim.wordpress.com/,
pada 20 Maret 2014.
Yadi Mulyadi. 2014. Optimalisasi Peran
Komunitas Dalam Pengelolaan Cagar Budaya Kompleks Benteng Otanha di Gorontalo.
(www.academia.edu/2923535/Optimalisasi_peran_Komunitas_dalam_Pengelolaan_Cagar_Budaya_Kompleks_Benteng
_Otanha_di_Gorontalo). Diakses pada 13 Maret 2014 pukul 16.55 WIB.
Pendidikan Teknik Sipil. Pengertian
Jembatan. Diakses dari http://azwarudin.blogspot.com/,
pada 20 Maret 2014.
MOTTO
v HARI
INI HARUS LEBIH BAIK DARIPADA HARI KEMARIN
v HORMATILAH
ORANGTUA KARENA MEREKALAH KITA BISA
v JANGAN
PERNAH MELUPAKAN ORANG YANG BERADA DI SEKITAR KITA
v TEKUNI
APA YANG KITA INGINKAN DAN BERDO’ALAH
v TUNTUTLAH ILMU SETINGGI LANGIT,
AMALKAN ILMU YANG KAMU DAPAT ITU DENGAN IKHLAS HINGGA DIA MENGISI KEHIDUPAN
KAMU DI DUNIA DAN AKHIRAT (Azwaruddin)
v GOES
ON AND NEVER WALK BACKWARD
v DO
THE BEST AND BE THE BEST
v ALWAYS
GIVE THANK TO ALLAH
v DON’T
LIMIT YOUR SELF GO US YUR MINDS GUIDE YOU
Lampiran 1
Lembar Observasi Optimalisasi
Potensi Cagar Budaya Berbasis Teknologi Di Kawasan Perbatasan Kecamatna Mrebet
Dan Kecamatan Bobotsari
Nama Observer :
NIS :
Tempat Observasi :
Tanggal Observasi :
No.
|
Aspek Yang Diamati
|
Deskripsi Hasil
|
A.
|
Jembatan Penghubung
|
|
1. Bentuk
|
||
2. Bahan
|
||
3. Panjang
|
||
4. Kondisi
|
||
5. Fungsi
|
||
6. Kelebihan
|
||
7. Kekurangan
|
||
B.
|
Pompa Hidrant
|
|
1. Bentuk
|
||
2. Bahan
|
||
3. Bagian
|
||
4. Kondisi
|
||
5. Cara
Penggunaan
|
||
6. Fungsi
|
||
7. Kelebihan
|
||
8. Kekurangan
|
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
Nama Responden :
Jabatan :
Pelaksanaan Wawancara :
1. Bagaimana
sejarah jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan Kecamatan
Mrebet dan Kecamatan Bobotsari?
2. Apa
manfaat dengan adanya jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan
perbatasan Kecamatan Mrebet dan Kecamatan Bobotsari?
3. Bagaimana
cara penggunaan jembatan penghubung dan pompa hydrant di kawasan perbatasan
Kecamatan Mrebet dan Kecamatan Bobotsari?
4. Apa
upaya pemerintah desa dalam mengoptimalkan potensi jembatan penghubung dan
pompa Hidrant sebagai cagar budaya
berbasis teknologi?
Lampiran 3
Hasil Observasi
Optimalisasi Potensi Cagar Budaya Berbasis Teknologi Di Kawasan Perbatasan
Kecamatna Mrebet Dan Kecamatan Bobotsari
Nama Observer :
NIS :
Tempat Observasi :
Tanggal Observasi :
No.
|
Aspek Yang Diamati
|
Deskripsi Hasil
|
A.
|
Jembatan Penghubung
|
|
1. Bentuk
|
Jembatan penghubung ini berbentuk sejenis jembatan
penyeberangan yang membentuk sudut tumpul di salah satu ujungnya yaitu yang
terdapat di Kecamatan Mrebet dan ujung lainnya berbentuk lurus yaitu di
kawasan perbatasan dan Kecamatan Bobotsari yang langsung dihubungkan dengan
tangga yang terbuat dari besi.
|
|
2. Bahan
|
Seluruh bagian jembatan penghubung ini terbuat
dari besi dan baja.
|
|
3. Panjang
|
Kurang lebih 50 meter terhitung dari Kecamatan Mrebet
sampai Kecamatan Bobotsari.
|
|
4. Kondisi
|
Kondisi masih terawat karena masih digunakan oleh
masyarakat sekitar.
|
|
5. Fungsi
|
Menghubungkan Kecamatan Mrebet dan Kecamatan
Bobotsari. Sebagai jalur perekonomian antara Kecamatan Mrebet dan Kecamatan
Bobotsari.
|
|
6.
Kelebihan
|
h. Bahan
kuat karena terbuat dari besi dan baja.
i.
Terdapat pembatas
untuk keamanan ketika melintasi jembatan .
j.
Lokasi jembatan yang
asri dan alami karena terdapat di daerah sekitar persawahan dan juga terdapat
curug yaitu “curug ciputut”.
k. Besi baja mempunyai kuat tarik dan
kuat tekan yang tinggi, sehingga dengan material yang sedikit bisa memenuhi
kebutuhan struktur.
l.
Keuntungan lain bisa menghemat tenaga kerja karena besi
baja diproduksi di pabrikan dilapangan hanya memasang saja.
m.
Setelah selesai masa layan, besi baja bisa dibongkar
dengan mudah dan dipindahkan ke tempat lain, setelah masa layan, jembatan
baja bisa dengan mudah diperbaiki dari karat.
n.
Pemasangan jembatan baja di lapangan lebih cepat
dibandingkan dengan jembatan beton.
|
|
7.
Kekurangan
|
e.
Hanya terdapat satu
tangga di salah satu ujungnya.
f.
Bentuknya yang
membentuk sudut agak susah untuk dilewati.
g.
Karena terbuat dari
besi maka jembatan terasa panas ketika dilewati ketika di siang hari.
h.
Lokasinya yang agak
jauh dari jalan raya sehingga sulit untuk diketahui oleh orang-orang.
|
|
B.
|
Pompa Hidrant
|
|
1. Bentuk
|
Tabung, pompa, pipa paralon, pipa besi, drum
penampung air.
|
|
2. Bahan
|
Besi, karet, pipa paralon, pipa besi,dan drum.
|
|
3. Bagian
|
Pipa
pemasukan ( drive pipe ),Pipa pengeluaran / pipa penghantar ( delivery pipe ), Katup limbah ( waste
valve ), Katup penghantar ( delivery valve ) Katup udara ( air valve ) Dan
ruang udara 9( air chamber )
|
|
4. Kondisi
|
Masih terawat karena masih digunakan oleh
masyarakat setempat dan pemerintah desa juga ikut berpartisipasi dalam
pemberdayaan pompa Hidrant.
|
|
5. Cara
kerja
|
1. Air
masuk ke dalam rumah pompa Hidrant melalui pipa masuk sehingga menutup
katup limbah yang mulanya terbuka penuh akibat dari
dorongan air yang mengalir
tersebut.
2. Pada
saat katup limbah tertutup, air yang mengalir tersebut akan menekan katup
penghantar sehingga air masuk ke dalam tabung
pompa Hidrant dan pada saat
tertentu udara yang terjebak di dalam tabung akan menekan kembali air yang
berada di dalam tabung dan menutup katup
penghantar, sehingga air keluar
melalui pipa penghantar.
3. Pada
saat ke dua katup sama – sama tertuput, maka air yang mengalir dari
reservoir akan menekan katup limbah terus menerus,
sehingga katup limbah akan
terbuka penuh kembali.
|
|
6. Prinsip
|
Prinsip kerja pompa Hidrant adalah
merubah energi kinetis aliran air yang masuk ke
dalam pompa menjadi tekanan dinamik. Laju aliran air menimbulkan
energi palu air
(water hammer)
sehingga terjadi tekanan tinggi di dalam pipa [5,6,7] Dengan
mengusahakan katup limbah (waste valve) dan katup penghantar (delivery valve)
terbuka dan menutup secara bergantian, maka
tekanan dinamika diteruskan ke tabung
pompa Hidrant sehingga takanan dari udara dalam
tabung memaksa air keluar ke pipa
penghantar [8,9]
|
|
7. Fungsi
|
Menyalurkan air dari sunber mata air ke rumah
masyarakat. Yaitu letak sumber mata air yang lebih rendah daripada letak
rumah masyarakat.
|
|
8.
Kelebihan
|
v Lebih
efesien karena hanya memerlukan tenaga dari tekanan air untuk menjalankan
pompa.
v Lebih
hemat karena biaya hanya keluar ketika pertama membuat pompa Hidrant.
|
|
9.
Kekurangan
|
v Peletakan
pompa yang harus berada lebih bawah daripada sumber air.
v Lokasi
terletak di jurang dan jalannya terselimut oleh balutan lumut.
|
Lampiran 2
Pedoman Wawancara
Nama Responden :
Jabatan :
Pelaksanaan Wawancara :
1. Bagaimana
sejarah jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan Kecamatan
Mrebet dan Kecamatan Bobotsari?
2. Apa
manfaat dengan adanya jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan
perbatasan Kecamatan Mrebet dan Kecamatan Bobotsari?
3. Bagaimana
cara penggunaan jembatan penghubung dan pompa Hidrant di kawasan perbatasan Kecamatan
Mrebet dan Kecamatan Bobotsari?
4. Apa
upaya pemerintah desa dalam mengoptimalkan potensi jembatan penghubung dan
pompa Hidrant sebagai cagar budaya
berbasis teknologi?
Jawab : pemerintah desa telah memberikan dana untuk
pemberdayaan jembatan penghubung dan pompa Hidrant, mengadakan sosialisasi
tentang pentingnya pelestarian benda peninggalan bersejarah, melakukan
perbaikan terhadap pompa Hidrant secara rutin sekitar 2 bulan atau 3 bulan
sekali, dan mengusahakan dengan menjadikannya sebagai objek wisata karena
dengan adanya curug ciputut di sekitar jembatan penghubung dan pompa Hidrant di
Kabupaten Purbalingga .



![]() |
|||
![]() |
|||
nice article, kunjungan balik yaa dan tinggalkan komentar hehee
BalasHapus