[3:190] Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,
|
[3:191] (yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan
sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
|
[3:192] Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang
Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah
Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim
seorang penolongpun.
|
[3:193] Ya
Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman,
(yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman. Ya
Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami
kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang
banyak berbakti.
|
[3:194] Ya
Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan
perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari
kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."
|
Kandungan Tiap Ayat
* Ayat 190
Dalam Surat Ali Imran 190 Allah SWT menegaskah bahwa dalam penciptaan langit
dan bumi terdapat tanda-tanda kekuasaanNya. Tanda-tanda itu bisa dicerapi,
dimaknai oleh Ulul Albab (orang-orang yang berfikir). Dalam ayat ini, kita
disadarkan bahwa salah satu wasilah mengenal Allah (ma’rifatullah) adalah
dengan mentafakuri, memikirkan ayat-ayat KauniNya pada alam. Salah satunya
kekuasaan Allah dalam pergantian siang dan malam yang disebutkan dalam ayat
ini.
*Ayat 191
Telah diterangkan pada ayat 190 bahwa orang-orang yang bisa memaknai
tanda-tanda kekuasaan Allah adalah Ulul Albab (orang-orang yang berfikir).
Pada ayat ini Allah menerangkan karakteristik Ulul Albab (orang-orang yang
berfikir) tersebut yaitu, pertama, orang yang senantiasa berdzikir kepada
Allah Swt, bagaimanapun keadaanya, berdiri, duduk atau berbaring.
Karakteristik kedua dari Ulul Albab adalah mereka yang senantiasa berfikir,
bertafakur dan bertadabur atas ayat-ayat Allah SWT. Selain itu, mereka juga
adalah yang selalu menghambakan diri kepada Allah dengan doa munajat, seperti
terlukis di penggalan ayat ini. Mereka memohon agar dipelihara dari siksa api
neraka
*Ayat 192
Ayat ini masih bersinambung dengan ayat sebelumnya, merupakan lanjutan doa
Ulul Albab. Mereka memohon dengan sangat agar dijauhkan dari api neraka.
Sebab orang yang masuk neraka adalah orang yang hina dan dihinakan oleh Allah
SWT. Ulul Albab menyadari bahwa jika mereka melakukan kezhaliman mereka akan
masuk neraka. Dan tidak ada yang bisa menolong mereka kecuali Allah SWT.
Karenanya mereka berdoa dengan sungguh-sungguh agar dijauhkan dari api
neraka.
*Ayat 193
Ayat 193 masih berisi perihal doa Ulul Albab. Mereka mengaku bahwasanya mereka
telah mendengar seruan kepada iman. Dan mereka taat dan patuh beriman kepada
Allah SWT. Karena itulah mereka memohon agar dosa-dosa mereka diampuni dan
kesalahan-kesalahan mereka dihapuskan. Jika pun mereka wafat, mereka memohon
agar diwafatkan bersama orang-orang yang banyak berbakti (Al Abror).
*Ayat 194
Terakhir, dalam doanya Ulul Albab memohon Allah SWT untuk mengabulkan apa
yang telah dijanjikanNya lewat perantara Rasul-rasulNya kepada mereka. Apa
janji itu? Dalam tafsir At Thabari, janji yang dimaksud adalah “Kemenangan dalam menghadapi musuh-musuh
Allah”. Sementara dalam tafsir Fathul Qodir janji yang dimaksud yaitu “Pahala
yang disiapkan bagi orang yang taat kepada Allah”. Selain itu mereka juga
memohon agar Allah tak menghinakan mereka di hari hari kiamat. Setelah berdoa
mereka memuji Allah SWT bahwa Allah SWT tidak pernah menyelisihi janji.
Wallahu a'lam bishowab
Semoga yang sedikit ini bisa bermanfaat. #BerbagiItuIndah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar